"" "" "" Obat Herbal Indonesia: Hasil Riset Kulit Manggis

Minggu, 25 Maret 2012

Hasil Riset Kulit Manggis


Khasiat manggis mengatasi jantung koroner itu sejalan dengan riset Dachriyanus. Peneliti dari Jurusan Farmasi, Universitas Andalas, itu menunjukkan 30 mg ekstrak manggis per kg bobot tubuh mampu menurunkan 24,55% kadar kolesterol total darah mencit. Begitu Dachriyanus meningkatkan dosis menjadi 100 mg, kadar kolesterol turun 42,26%. Pantas pembuluh darah jantung George (kesaksian George Leasa) yang semula menyempit akibat timbunan kolesterol, terus terkikis. Hingga kini George tetap rutin mengonsumsi jus kulit manggis dengan dosis tetap. Ia bukan satu-satunya yang merasakan khasiat kulit manggis. Kulit buah anggota famili Clusiaceae itu juga membantu kesembuhan Hardjono, pengidap kanker prostat pada 2010. Pensiunan pegawai negeri itu mengonsumsi 20 ml jus kulit manggis 2 kali sehari. Dua bulan kemudian, sakit mendera saat berkemih sirna. Ia kembali lancar berurine. Sayang, ia belum memeriksakan diri ke dokter. Jus kulit manggis yang membantu kesembuhan mereka-George dan Hardjono-memang banyak tersedia di pasaran.

Mereka meresepkan kulit manggis untuk mengatasi beragam penyakit degeneratif. Amankah mengonsumsi rebusan kulit manggis? Riset PT Industri Jamu Borobudur yang bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta membuktikan, ekstrak kulit manggis tidak toksik. Melalui uji toksisitas subkronik, terbukti ekstrak kulit manggis tidak mempengaruhi profil kimia darah, ginjal, maupun hati. Hingga dosis 750 g masih aman konsumsi.

Apa yang menyebabkan kulit manggis ampuh mengatasi berbagai penyakit?

Ahli farmasi dari Universitas Indonesia, Dr Berna Elya Apt MSi, mengatakan kulit manggis mujarab mengatasi beragam penyakit berkat senyawa xanthone. Senyawa itu antioksidan tingkat tinggi. “Kandungan antioksidan kulit manggis 66,7 kali wortel dan 8,3 kali jeruk,” kata ahli teknologi pangan dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Dr Ir Raffi Paramawati.

Berna menuturkan xanthone memiliki gugus hidroksida (OH) yang efektif mengikat radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merusak sel tubuh. Raffi mengatakan kulit manggis andal menetralisir radikal bebas. Lihatlah nilai oxygen radical absorbance capacity (ORAC) xanthone mencapai 17.000-20.000. Bandingkan dengan sumber antioksidan lain seperti anggur yang “hanya” 1.100; sedangkan apel (1.400).

Trio mangostin

Alfamangostin-antioksidan kuat dan bagian kelompok xanthone-meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase dan katabolisme very low density lipoprotein (VLDL). Itu lipoprotein berdensitas sangat rendah. Berkat enzim lipoprotein lipase, VLDL yang kaya trigliserida itu terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Hasil samping penguraian berupa kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein yang akan dipindahkan ke HDL. Akibatnya kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL turun; kadar HDL atau kolesterol baik meningkat.

Soal kulit manggis antikanker? Yukihiro Akao peneliti dari Institut Bioteknologi Gifu, Jepang, menyibak tabir itu. Menurut Akao alfamangostin berperan mengendalikan sel kanker dengan mekanisme apoptosis alias proses bunuh diri sel. Selain itu alfamangostin juga mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dengan merangsang sel pembunuh alami yang bertugas membunuh sel kanker dan virus.

Menurut peneliti Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Dr Agung Endro Nugroho MSi Apt, manggis mengandung 50 senyawa xanthone. ”Dari ke-50 senyawa itu yang paling banyak dilaporkan memiliki efek farmakologis adalah alfamangostin, gammamangostin, dan garsinon-E,” ujar Agung. Alfamangostin dan gammamangostin memiliki efek antioksidan.

”Alfamangostin dan garcinon-E menghambat proliferasi sel kanker dengan mengaktivasi enzim kaspase 3 & 9 yang memicu apoptosis atau program bunuh diri sel kanker,” ujar Agung. Pantas setahun belakangan kulit manggis menjadi buah bibir karena begitu hebatnya kandungan senyawa aktif itu. Akibatnya kian banyak yang memanfaatkan kulit manggis sebagai herbal. Selama ini kulit manggis di negeri produsen terbesar kedua itu kerap terbuang.

Padahal, di negara lain marak penelitian kulit manggis sebagai obat. Para periset di Amerika Serikat, misalnya, meneliti dan memproduksi jus kulit manggis seperti Vemma dan Xango yang juga beredar di Indonesia.

Menurut Raffi, ekstrak dan jus kulit manggis menempati peringkat 10 besar sebagai suplemen makanan paling tren di Amerika Serikat versi Datamonitor’s ProductScan Online. Jepang juga getol meriset khasiat kulit manggis sejak 2000. Malaysia mengembangkan kulit manggis sebagai herbal antiplatelet alias obat-obat yang menghambat pembekuan darah. Di tanahair beberapa produsen seperti PT Industri Jamu Borobudur memproduksi kapsul ekstrak kulit manggis sejak 2007. Menurut Joko Kawiyanto dari PT Industri Jamu Borobudur, kapsul ekstrak kulit manggis bermerek Mastin berkhasiat sebagai antioksidan serta antipenuaan dini. Irman Setiawan, manajer pabrik PT Industri Jamu Borobudur, mengatakan 20% produksi ekstrak kulit manggis diekspor ke Malaysia.

PT Inti Kiat Alam, mengolah jus kulit manggis bermerek Xamthone Plus sejak 2008. Meski tergolong baru, sambutan konsumen menggembirakan. Jika produksi perdana pada 2008 hanya 10.000 botol, “Pada tahun berikutnya permintaan meningkat hingga 600%,” ujar Konradus Pedhu dari Xamthone Plus Syariah, distributor jus manggis Xamthone Plus. Lonjakan permintaan itu membuktikan kulit manggis menjadi sandaran pasien untuk menggapai kesembuhan.

Sumber: http://www.xamthone.web.id/component/content/article/34-artikel/88-hasil-riset-kulit-manggis.html

1 komentar: