"" "" "" Obat Herbal Indonesia: Obat Herbal Bisa Bersahabat dengan Obat Medis

Senin, 03 Januari 2011

Obat Herbal Bisa Bersahabat dengan Obat Medis

Banyak penderita sakit parah yang takut mengonsumsi obat medis dengan obat herbal secara bersamaan. Ketakutan yang muncul karena khawatir kedua obat itu akan bertolak belakang. Tapi sebenarnya obat herbal dan obat medis bisa digunakan penderita kanker asalkan mengikuti aturan mainnya. Pengguna obat tradisional memilih obat ini karena merasa penyakitnya tidak dapat diatasi secara efektif dengan obat moderen, terutama pada penyakit-penyakit kronik, degeneratif dan kanker. Mereka juga takut pada efek samping dari penggunaan obat kimia. Menurut dr Aldrin Neilwan. P, MD. MARS, M.Biomed, M.Kes, SpAK, sebenarnya tidak masalah jika obat herbal digunakan berbarengan dengan obat medis. Tapi perlu ditekankan obat herbal hanya sebagai pelengkap dan pasien tetap butuh obat medis. “Sayangnya banyak pasien yang salah persepsi terhadap penggunaan obat tradisional,” kata dr Aldrin Neilwan yang juga Kepala Unit Complementary Alternative Medicine (CAM) RS Kanker Dharmais, dalam penyuluhan kanker untuk masyarakat umum yang diadakan RS Kanker Dharmais Jakarta, Selasa (9/3/2010). Dalam penyuluhan yang diikuti oleh ratusan penderita kanker ini, dr Aldrin menjelaskan bahwa obat tradisional atau obat herbal hanya digunakan sebagai komplemen (penunjang) obat medis, bukan sebagai pengganti obat-obatan yang sudah ada atau dalam istilah kedokteran disebut Golden Standard. Yang harus diperhatikan menurut dr Aldrin adalah pemakaiannya. Penggunaan obat tradisional bisa digunakan pada tahap prepatogenesis (pencegahan) dan paliatif (tindakan untuk meringankan beban penderita kanker terutama yang tidak bisa disembuhkan). Obat-obat herbal menurut penelitian yang ada, hanya bisa menghambat perkembangan sel kanker, bukan mematikan sel-sel tersebut. Maka pengobatan medis seperti kemoterapi dan radiasi tetap harus dilakukan jika si pasien ingin sembuh dan sel kankernya mati. dr Aldrin juga menyarankan bahwa konsumsi obat-obat herbal ini sebaiknya diberi jeda dengan obat medis, agar efek obat tidak saling meniadakan misalnya diberi jeda1 jam. “Tidak ada gunanya jika meminum obat secara bersamaan apabila khasiatnya saling meniadakan. Itu sama halnya memasukkan sampah ke dalam tubuh,” tutur dr Aldrin yang juga sekretaris umum Indonesian Medical Association in Herbal Medicine (IMAHM). Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Obat-obatan dari bahan alam itu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Jamu Adalah obat asli Indonesia yang ramuan, cara pembuatan, cara penggunaan, pembuktian khasiat dan keamanannya berdasarkan pengetahuan tradisional. Pembuktian khasiat jamu hanya berdasarkan pengalaman atau data empiris bukan uji ilmiah dan uji klinis. 2. Herbal terstandar Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinis (pengujian terhadap hewan percobaan) tapi belum uji klinis atau pada manusia meski bahan bakunya telah distandarisasi. 3. Fitofarmaka Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan secara ilmiah melalui uji praklinis dan klinis, dimana bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Produk fitofarmaka dapat disetarakan dengan obat moderen dan sudah dapat diresepkan oleh dokter. Seorang dokter hanya boleh meresepkan obat herbal fitofarmaka, yang telah teruji klinis dan telah diujikan terhadap manusia. Namun tidak sembarang dokter boleh memberikan resep obat herbal. Dokter tersebut harus tersertifikasi organisasi profesi. Di Indonesia baru ada empat rumah sakit yang telah terakreditasi oleh Departemen Kesehatan dapat memberikan resep obat herbal atau CAM, yaitu RS Kanker Dharmais Jakarta, RS Persahabatan Jakarta, RSUD Dr Soetomo Surabaya, dan RS Kandou Manado. Sumber : detikhealth.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar